Soppeng, Rajapena.com, Upaya transformasi pendidikan di SD Negeri 7 Salotungo mengambil momentum penting ketika Rustan Hamid, S. Pd, mengadakan pengimbasan penguasaan Deep Learning, Coding, dan Kecerdasan Artifisial (AI) di hadapan seluruh tenaga pendidik dan kependidikan sekolah.
Kegiatan ini menekankan prinsip integrasi antara pemahaman konseptual dan praktik nyata dalam pembelajaran abad ke-21.
Sebelum melakukan pengimbasan, Rustan terlebih dahulu menerapkan konsep dan teknik yang diperoleh dari pelatihan dalam praktik kelas selama dua hari, sehingga setiap materi yang disampaikan merupakan hasil refleksi pengalaman langsung.
Pendekatan ini menegaskan filosofi pendidikan bahwa pengetahuan sejati haruslah diuji dan dibuktikan melalui tindakan nyata sebelum dibagikan secara konseptual.
“Pengimbasan yang kami lakukan tentu belum sempurna, tetapi kami berupaya menyajikannya sedemikian rupa agar mudah dipahami dan diimplementasikan oleh rekan-rekan guru dalam konteks kelas masing-masing.
"Esensi pembelajaran mendalam bukan sekadar teori, melainkan bagaimana materi diinternalisasi dan dikonstruksi melalui pengalaman,” jelas Rustan.
Kegiatan ini menitikberatkan pada desain dan implementasi pembelajaran mendalam, yakni suatu pendekatan pedagogis yang menekankan keterlibatan kognitif tinggi, refleksi kritis, dan pengembangan kreativitas peserta didik.
Sejalan dengan hal tersebut, Anang, S. Pd, guru peserta pengimbasan, menyatakan, “Metode pengimbasan ini sangat aplikatif. Kami tidak hanya menerima materi padat secara teoritis, tetapi juga menyaksikan praktik nyata di kelas. Pendekatan ini memungkinkan transfer pengetahuan yang efektif dan relevan bagi pembelajaran harian.”
Rustan menegaskan bahwa prinsip utama pengimbasan sesuai arahan Kepala Sekolah adalah “berbuat nyata sebelum berbicara”. Setiap guru yang mengikuti pelatihan didorong untuk terlebih dahulu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh sebelum menyampaikannya kepada rekan sejawat.
“Praktik di kelas sebelum pengimbasan menegaskan kredibilitas dan relevansi ilmu yang dibagikan. Ini bukan sekadar menyampaikan teori, tetapi menampilkan bukti empiris yang dapat diamati dan diadaptasi oleh guru lain,” imbuh Rustan.
Kegiatan ini mencerminkan komitmen SDN 7 Salotungo untuk mengembangkan kapasitas profesional guru sekaligus menumbuhkan budaya reflektif dalam pembelajaran. Dengan pendekatan ini, guru tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga peneliti dalam praktik pendidikan, siap menghadirkan pembelajaran bermakna, kreatif, dan kontekstual bagi peserta didik.
Sebagaimana visi sekolah: “Berakhlak Mulia, Cerdas, Kreatif, dan Cinta Lingkungan melalui Pembelajaran Bermakna”, pengimbasan ini menjadi langkah konkret menyatukan pengetahuan, praktik, dan refleksi demi pendidikan yang lebih adaptif, cerdas, dan relevan dengan tuntutan zaman.
(Red)