Makassar, Rajapena.com, Penguatan karakter melalui budaya lokal kembali digaungkan oleh Karim, S.Pd., M.Pd., Ph.D dalam gelaran Apresiasi Seni Budaya 2025 dan Festival Budaya Serumpun Bugis (SEMPUGI) di Gedung Mulo, Makassar, Sabtu (5/7/2025).
Tak hanya hadir sebagai penerima penghargaan, Karim juga tampil sebagai narasumber utama dalam forum diskusi budaya yang menjadi bagian penting dari festival tersebut.
Karim menerima penghargaan bergengsi sebagai Penggerak Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal, diserahkan langsung oleh Dr. H. Ajiep Padindang, SE., M.M., dari Yayasan Sulapa Eppae.
Penghargaan ini menjadi peneguhan atas dedikasinya dalam mengintegrasikan nilai-nilai luhur budaya Bugis ke dalam dunia pendidikan, khususnya di Kabupaten Soppeng.
Sebagai Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Soppeng dan pemimpin Sekolah Budaya Bugis (SBB) La Temmamala, Karim memandang sekolah bukan sekadar tempat belajar, tapi ruang hidup budaya.
Melalui pendekatan yang berbasis kearifan lokal, ia mengembangkan pembelajaran yang tidak hanya membentuk pengetahuan, tetapi juga karakter.
Dalam diskusi bertema “Karya Seni Berbasis Kearifan Lokal Budaya Bugis untuk Pengajaran dan Pendidikan Karakter”, Karim menekankan bahwa pelestarian budaya tidak bisa dipisahkan dari misi pendidikan nasional.
“Budaya adalah fondasi. Ia bukan semata-mata warisan, tapi kekuatan hidup yang membentuk jati diri anak-anak kita,” ujar Karim dalam pemaparannya.
Figur Karim kini dipandang banyak kalangan sebagai inspirasi dalam upaya revitalisasi budaya melalui jalur pendidikan.
Melalui inovasi di SBB La Temmamala, ia bukan hanya melestarikan seni dan tradisi, tetapi juga membangkitkan semangat generasi muda untuk mengenal, mencintai, dan hidup dalam nilai-nilai kulturalnya.
Sebagai pendidik sekaligus budayawan, Karim menunjukkan bahwa pendidikan karakter tidak harus diimpor dari luar, tetapi bisa tumbuh dari dalam dan dari akar budaya sendiri.
(Red)