Kembali Pulang, Syukur dan Harapan di Balik Renovasi Kantor Kelurahan Botto

Kembali Pulang, Syukur dan Harapan di Balik Renovasi Kantor Kelurahan Botto

Senin, 02 Juni 2025


Soppeng, Rajapena.com, Pagi itu, langit Soppeng tampak bersahabat. Mentari menyelinap lembut di antara pepohonan yang tumbuh rindang di sekitar Jalan Kayangan.


Di sebuah bangunan berwarna netral dengan papan nama bertuliskan "Kantor Kelurahan Botto", tampak aktivitas mulai menggeliat.


Setelah sekian lama, suara ketukan keyboard, sapaan warga, dan deru mesin printer kembali terdengar dari gedung tua yang kini tampak seperti baru.


Di antara kesibukan itu, Lurah Botto, Haji Munadir Nurdin, S.Sos, berdiri di depan pintu masuk.


Wajahnya terlihat teduh, penuh syukur, seperti seseorang yang baru saja menyambut kembali rumah yang telah lama ditinggalkannya.


“Syukur Alhamdulillah,” ujarnya pelan namun penuh makna.


“Akhirnya kami bisa kembali berkantor di rumah kami ini, setelah sekian lama menunggu dan menanti.” ujarnya.


Gedung kantor kelurahan di Jalan Kayangan No. 35 bukanlah bangunan biasa. Ia dibangun pada tahun 1982, menjadi salah satu fasilitas pelayanan publik pertama di wilayah itu.


Sudah lebih dari 40 tahun bangunan itu berdiri, menjadi saksi bisu berbagai dinamika masyarakat Botto, mulai dari pengurusan surat-surat, musyawarah warga, hingga layanan-layanan sosial yang menyentuh berbagai lapisan masyarakat.


Namun usia tak bisa berbohong. Tahun demi tahun, bangunan itu mulai menunjukkan kerentanannya.


Plafon yang retak, atap bocor, jendela yang sulit dibuka, hingga ruang kerja yang lembap dan pengap.


Situasi ini, menurut Haji Munadir, sempat membuat pelayanan tidak maksimal dan membebani para pegawai.


“Kami bekerja dalam kondisi yang serba khawatir. Bukan hanya tidak nyaman, tapi juga tidak aman. Setiap musim hujan datang, kami was-was,” kenangnya.


Karena itulah, ketika akhirnya pada tahun 2024 pemerintah memberikan anggaran untuk merenovasi kantor kelurahan, itu menjadi kabar yang sangat menggembirakan.


Setelah 42 tahun berdiri, gedung tersebut akhirnya mendapat sentuhan pembaruan yang memang telah lama dibutuhkan.


Selama masa renovasi, pelayanan masyarakat tak bisa berhenti. Untuk itu, mereka harus rela berpindah ke eks Rumah Sakit Ajjappangnge di Jalan Samudera, Watansoppeng.


Lokasi yang cukup jauh dan dengan kondisi bangunan yang seadanya pula.


“Banyak warga yang bingung. Tidak semua tahu kami pindah ke sana. Tapi kami tetap berusaha hadir dan memberikan layanan sebaik mungkin,” ujar Haji Munadir.


Kini, setelah lebih dari 16 bulan menunggu, semuanya kembali ke tempat semula. Kantor lama telah bertransformasi menjadi tempat yang lebih layak dan representatif.


Ruangannya lebih terang, sirkulasi udara lebih baik, dan fasilitas penunjang pelayanan masyarakat ditingkatkan.


Lebih dari sekadar bangunan fisik, kembalinya aktivitas di kantor lama ini juga membawa pulang semangat, harapan, dan rasa memiliki.


Para pegawai kini bisa bekerja dengan lebih tenang. Warga pun merasa lebih nyaman saat datang mengurus keperluan administrasi.


“Hari ini bukan sekadar kembali ke gedung, tapi kembali ke semangat awal kami dalam melayani masyarakat,” kata Haji Munadir dengan mata yang tampak berkaca-kaca.


Ia pun berharap dengan kantor yang baru direnovasi ini, pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukan lebih optimal, cepat, dan ramah.


Apalagi, menurutnya, pelayanan publik adalah wajah pemerintahan yang paling dekat dengan rakyat. “Kalau kantor pelayanan saja tidak layak, bagaimana mungkin warga merasa dihargai?” tambahnya.


Kelurahan Botto sendiri dikenal sebagai salah satu kelurahan yang aktif dalam pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Soppeng.


Dengan dukungan fasilitas yang kini lebih baik, mereka berharap bisa menghadirkan inovasi-inovasi pelayanan yang lebih membumi dan menyentuh langsung kebutuhan warga.


Hari itu, di tengah suasana syahdu dan penuh harap, aktivitas kembali menggeliat. Warga berdatangan, saling menyapa. Pegawai sibuk melayani.


Dan di tengah semua itu, berdiri seorang lurah yang memandang bangunan itu dengan penuh bangga, bukan karena mewah, tetapi karena ia telah kembali berfungsi sebagai rumah pelayanan, tempat semua warga bisa datang dengan percaya.


(Resi)