Ketika Bola Menyatukan, Cerita Keakraban LDII dan Polres Gresik di Gelora Joko Samudro

Ketika Bola Menyatukan, Cerita Keakraban LDII dan Polres Gresik di Gelora Joko Samudro

Kamis, 29 Mei 2025

Gresik, Rajapena.com, Sore itu, langit Gresik cerah. Angin sepoi-sepoi menyapu rumput Stadion Gelora Joko Samudro yang menghijau, seolah menyambut dua tim yang akan bertanding bukan sebagai lawan, tapi sebagai sahabat.

“All Star Gresik 354”, tim sepak bola binaan DPD LDII Kabupaten Gresik, bersiap di satu sisi lapangan. 

Di sisi lain, “PS Bhayangkara Gresik” dari Polres Gresik tengah melakukan pemanasan ringan. Tak ada wajah tegang, hanya senyum dan canda yang menyertai setiap gerakan.

Rabu, 28 Mei 2025, menjadi saksi bagaimana sepak bola menjelma menjadi jembatan silaturahim. Tak ada peluit wasit yang keras, tak ada teriakan kompetitif, hanya semangat untuk menjalin keakraban di tengah derap langkah yang berbeda profesi.

AKBP Rovan Richard Mahenu, Kapolres Gresik, ikut turun ke lapangan. Ia bukan hanya pemimpin di balik seragam, tapi juga seorang penggemar sepak bola sejati. 

“Luar biasa. Sepak bola memang punya cara unik untuk menyatukan banyak pihak. Hari ini, kita semua bermain bukan untuk menang, tapi untuk membangun kebersamaan,” ucapnya usai pertandingan dengan wajah berkeringat namun berseri.

Di sisi lain, KH. Abdul Muis, Ketua DPD LDII Gresik, tampak berbincang hangat dengan beberapa perwakilan Polres. 

“Laga ini berawal dari inisiatif anak-anak muda kami di bidang Pemuda, Olahraga, dan Seni Budaya. Kami sangat mendukung. Ini cara yang menyenangkan untuk mempererat hubungan,” ungkapnya.

Pertandingan berjalan santai namun tetap seru. Saling sapa di tengah laga, tawa lepas saat bola melenceng, dan tepuk tangan spontan ketika terjadi gol, semua menjadi bukti bahwa pertandingan ini bukan soal skor, tapi soal rasa.

Ketika peluit panjang akhirnya dibunyikan, tak ada yang merasa kalah. Justru kemenangan diraih dalam bentuk lain: kebersamaan yang tumbuh, jembatan silaturahim yang menguat, dan harapan bahwa kegiatan seperti ini akan terus berlanjut.

Di Gelora Joko Samudro, sepak bola hari itu bukan hanya soal permainan. Ia adalah bahasa universal yang menyatukan, merangkul, dan mendekatkan.

(Red)